ads slot

Journals:

shalat adalah problem solver kita

Banyak yang mengatakan bahwa shalat dapat mencegah diri dari perbuatan keji dan mungkar, tapi kenyataannya banyak muslim yang melaksanakan shalat tapi tetap melakukan keburukan. Ada apakah gerangan???

Bagaimana dengan shalat kita? Sudahkah shalat kita mencegah diri kita dari keburukan?mari kita kupas tentang hal ini…

Waktu itu di Makkah, tahun 652 Masehi, Rasulullah SAW yang kita cintai semakin diperangi oleh Kaum Quraisy. Terlebih lagi setelah meninggalnya paman dan istri beliau. Tentu dapat kita bayangkan kesedihan yang melanda Rasul kita itu. Allah SWT yang tahu bahwa rasulNya butuh hiburan segera menghiburnya dengan peristiwa Isra’ Mi’raj. Saat itu, dalam semalam Rasul mendapat hikmah dan pelajaran yang tiada tara. Allah juga memberi hadiah langsung kepada Rasul dan umatnya yaitu hadiah berupa Shalat. Sebuah hadiah yang diberikan bagi hambaNya sebagai istirah bagi aktivitas sehari-hari. Sebagai sebuah penyelesaian masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Shalat adalah problem solver bagi Rasulullah. Dan mestinya begitu pula yang terjadi pada kita,umatnya. Tapi mengapa shalat kita tak menyelesaikan masalah yang kita hadapi??? Mengapa shalat yang kita lakukan cenderung ”kering” dan hanya menjadi ritual tanpa makna?



Hal itu karena kita tak menjadikan shalat sebagai istirah... Allah pun berfirman bahwa shalat itu berat. ”....dan seseungguhnya shalat itu sangat berat, kecuali bagi orang yang khusyu’, yaitu orang yang yakin bahwa mereka pasti akan bertemu dengan Rabb mereka dan kembali keppadaNya.”

Dalam Al-Islam, said Hawwa menulis bahwa manusia yang imannya kepada hari akhir mantap dan yakin bahwa dirinya pasti akan menghadap Allah, maka shalat baginya merupakan penyejuk hati. Shalat kita tak bisa menjadi penyejuk hati karena kita tak sepenuh hati melakukannya. Shalat kita pun tak menjadi penghalang dari perbuatan keji dan mungkar. Maka sesuai shalat kita masih bergosip, berbohong, mencontek, korupsi,dll. Shalat yang tak memiliki sifat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar maka ia tak memiliki nilai sebagai shalat yang benar sehingga tertolak. Seperti dalam hadist ” adakalanya orang shalat terus-menerus selama 50 tahun, tapi Allah tak menerima satupun shalatnya.” Na’udzubillahi min dzalik...

Jadi sekarang jelas kan mengapa shalat kita tak mencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar. Sebab kita masih lalai pada shalat kita. Kita terburu-buru saat shalat. Kita mengeluh waktu adzan (kok shalat lagi-shalat lagi sih?), setelah shalat kita lupa kewajiban kita atas orang lain. Kita pelit berinfak, sangat enggan berzakat, narsis pada diri sendiri, menghardik pengemis,dll. Tak heran jika jiwa shalat pun enggan berdekatan dengan diri kita. *hiks-hiks...

Tapi ingat saudaraku...Ampunan dan kasih sayang Allah amat luas. Mumpung kita masih punya waktu untuk memperbaiki dan menegakkan shalat kita, ayo kita perbaiki. Siapa tahu esok malaikat Izrail sudah menjemput kita...

Bagaimana agar kita bisa konsentrasi waktu shalat??? Berikut tipsnya...
1. Ketika Menghadap Kiblat. Usahakan agar sebelum bertakbir, kita bisa mengarahkan cahaya hati kita ke Ka’bah. Bayangkan Allah memandang dan mengawasi kita.
2. Ketika Membaca Al-Fatihah. Ingat hadist qudsi berikut :”Shalat itu dibagi antara Aku dan hambaKu. Jika hambaKu mengucapkan ’Bismillahirrahmanirrahim’, maka Allah berfirman ’HambaKu telah menyebutKu’. Jika ia mengucap ’Alhamdulillahirabbil’alamin’, Allah berfirman ’HambaKu telah memujiKu’. Jika hambaKu mengucap ’Ar-rahmanirrahim’, Allah berfirman ’HambaKu telah mengagungkanKu’ . jika ia mengucapkan ’Maliki yaumiddin’. Maka Allah berfirman ’HambaKu telah memuliakanKu’. Jika ia mengucap ’Iyyaka na’budu’ Allah berfirman ’HambaKu telah beribadah kepadaKu’. Apabila ia mengucapkan ’wa iyyaka nasta’in’, Allah berfirman ’HambaKu bertawakkal kepadaKu’. Dan jika ia mengucap ’Ihdinash shirattal mustaqim’ Allah berfirman,’Ini adalah untuk hambaKu dan hambaKu akan mendapatkan apa yang dimintanya’.” Bayangkanlah di hadapan kita ada megaphone yang mengeluarkan gema dan suara berkali-kali di lingkungan Al-mala’ul ’ala dimana Allah menyebut-nyebut apa yang kita baca.
3. Ketika Membaca Surat Setelah Al-Fatihah. Berusahalah untuk memahami arti surat yang kita baca itu & mengamalkannya. Saat kita membaca Ar-Rahman,bersyukurlah selalu atas nikmat Allah. Saat kita membaca ”fasholli lirabbika wanhar” maka amalkanlah.
4. Ketika Ruku’. Bayangkan seakan-akan kita tunduk memberi penghormatan pada Allah dan berbicara padaNya,”Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung,”. Lalu waktu bangkit dari ruku’ kita kembali memuji Allah.”Allah mendengar siapa yang memujiNya. Ya Tuhanku, untukMulah segala puji, seisi langit,seisi bumi dan seisi apa-apa yang Engkau kehendaki setelah itu.”
5. Ketika Sujud. Saat inilah saat dimana kita paling dekat dengan Allah SWT
6. Saat Mengangkat Wajah Dari Sujud. Kita memohon ampunan, kasih sayang dan petunjuk Allah
7. Tasyhadud. Akuilah bahwa segala kehormatan adalah milik Allah. Pengakuan keesaan Allah dan kerasulan nabi Muhammad SAW
8. Setelah Shalat, kita bagaikan orang yang mengalami perjalanan spiritual. Usai kita mengucap salam ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh”, Saat itulah kita kembali lagi pada manusia dan melanjutkan tugas hablu minannas.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi semua. Amin. Sumber : Annida 2007 dengan sedikit perubahan.
Share on Google Plus

About Dewan Islam Sekolah

Ekstrakurikuler yang bernafas Islam di SMAN 1 Magelang sebagai sarana dakwah syiar Islam baik internal maupun eksternal SMAN 1 Magelang.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar