ads slot

Journals:

Ancaman bagi Orang-Orang yang Memusuhi Dakwah kepada Islam

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang haq dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong. (TQS. Ali Imran : 21-22).
Ayat tersebut masih terkait dengan ayat sebelumnya. Sesudah disebutkan pada ayat sebelumnya tentang adanya kelompok orang yang berpaling tidak mau masuk agama Islam (QS. Ali Imran : 20), maka dilanjutkan menerangkan tentang sifat orang yang berpaling itu. Disebutkan di ayat ini  (QS. Ali Imran : 21) tiga sifat. Sifat yang per-tama adalah kafir terhadap ayat-ayat Allah. Kedua, membunuh para nabi. Ketiga, membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil. (Lihat : Tafsir ar-Râzi, 4/153-154).
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang haq
Mereka kafir terhadap ayat-ayat Allah lantaran sikap takabur. Seiring dengan itu, para nabi-Nya pun mereka bunuh karena keberadaannya yang mendakwahkan kepada jalan kebenaran. (Lihat : Tafsîr Ibn Katsîr, 2/27).
dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil
Yakni membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil atau orang-orang yang memerintahkan kepada kemakrufan dan mencegah kemunkaran. (Lihat : Al-Mâwardi, An-Nukat wa al-`Uyûn, 1/223)
Perbuatan ini adalah ghâyatu al-kibr (puncak kesombongan), sebagai-mana sabda Nabi saw., Kesombongan itu adalah menantang kebenaran dan meremehkan sesama manusia. (Ibn Katsîr, Tafsîr al-Qur'ân al-`Adhîm, 2/27).
Dari Abu Ubaidah bin al-Jarrah berkata : Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapa syuhadâ' yang paling mulia di sisi Allah?' Beliau saw. bersabda : Seorang yang berdiri di hadapan penguasa yang dhalim; ia memerintahkan kepadanya dengan kemakrufan dan mencegahnya melakukan kemunkaran lalu pemimpin itu membunuhnya. Ditanyakan (pula kepada beliau saw): Siapa manusia yang paling berat siksanya? Beliau saw bersabda : Seseorang yang membunuh seorang nabi atau membunuh orang yang mengajak kepada yang makruf & mencegah yang munkar. Lalu beliau membaca ayat : [yang artinya] Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang haq dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih (QS. Ali Imran 21).' (Musnad al-Bazar, 2/197, no. 1285).
Di sisi lain, ayat ini (QS. Ali Imran 21) menunjukkan bahwa orang yang melakukan  amal menyeru kepada kemakrufan dan mencegah dari kemunkaran dalam suasana yang menakutkan mempunyai kedudukan yang agung, yakni sebagaimana keberadaan para nabi.  (Lihat : Tafsir ar-Râzi, 4/154)
Dari Abu Sa'id al-Khudzri ra., Nabi saw. bersabda : Seutama-utama jihad – dalam redaksi lain : Sesungguhnya termasuk jihad yang paling agung-- adalah menyampaikan kalimat yang haq kepada penguasa (sulthân) atau pemimpin (amîr) yang dholim. (HR Abu Dawud, 4/124, no. 4344 ; At-Tirmidzi, 4/471, no. 2174 ; Ibnu Majah, 2/1329, no. 4011). 
Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa'i dan al-Baihaqi dari Thariq bin Syihab, bahwasanya ada seseorang yang bertanya kepada Nabi saw., ‘Jihad mana yang paling afdhal ?’ Beliau r lalu bersabda sebagai-mana dalam hadits tersebut.
Dari Jabir ra. , Nabi saw bersabda : Pemimpin para syuhadâ' adalah Hamzah bin Abdil Mutholib dan seseorang yang berdiri di hadapan seorang imam yang dhalim lalu orang itu memerintahkan (yang makruf) kepadanya dan melarangnya (dari yang munkar), lalu imam itu membunuhnya. (HR. Al-Hakim, 3/215, no. 4884 dan ia berkata shahih isnad). 
Juga terdapat hadits Ubadah bin Ash-Shamit ra. tentang baiat kepada imam yang di dalamnya ada redaksi, “dan kami akan selalu mengucapkan kebenaran di mana pun kami berada, --karena Allah-- kami tidak takut  terhadap celaan orang yang mencela.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yg pedih.
Galibnya kata bisyârah (kabar gembi-ra) itu dipakai untuk pengkabaran tentang kebaikan. Namun kadang dipakai untuk pengkabaran tentang keburukan sebagaimana dalam ayat ini. (Al-Mâwardi, An-Nukat wa al-`Uyûn, 1/223).
Menyebutkan 'basysyir (gembirakan-lah)' di sini adalah sebagai ejekan atau hinaan. (Tafsir Jalâlain, h. 66).
Akibat dari perbuatan mereka lebih lanjut dikabarkan di ayat 22.
Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat. Yakni batal amal-amal baik yang telah mereka lakukan, misalnya shadaqah dan silaturrahim (menyambung kekerabatan), di dunia dan di akhirat. Karena itu tidak dihitung atau tidak dianggap amalnya disebabkan tidak memenuhi syarat-syaratnya. 
dan mereka sekali-kali tidak memper-oleh penolong. Yakni tidaklah mereka mempunyai penolong-penolong yang akan melindungi mereka dari adzab ter-sebut. Wal-Lâhu a'lam bi ash-Shawâb  [].

Sumber : Bulletin Dakwah MAQWA
Share on Google Plus

About Dewan Islam Sekolah

Ekstrakurikuler yang bernafas Islam di SMAN 1 Magelang sebagai sarana dakwah syiar Islam baik internal maupun eksternal SMAN 1 Magelang.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar