Apa itu “FASTABIQUL KHAIRAT”?
Fastabiqul
khairat mempunyai arti berlomba-omba dalam kebaikan. Kebaikan yang dimaksud
pasti sesuai dengan perintah Allah.
·
Menurut
Tafsir Al Qurtuby, Fastabiqul Khairat berarti bersegeralah kalian pada
ketaatan. Mendahulukan kewajiban lebih utama daripada mengakhirkannya.
·
Menurut
Tafsir Ibnu Katdir, Fastabiqul khairat bermakna taat kepada Allah dan mengikuti
syariatnya yang Allah jadikan sebagai penghapus atas syariat sebelumnya dan
membenarkan kitab-Nya yakni Al-Qur’an. Anjuran untuk bergegas kepada kebaikan.
Fastabiqul
khairat juga bisa diartikan sebagai sebuah kewajiban bagi setiap muslim supaya
tegak dan teguh dalam melakukan kebaikan, tidak sekedar maju, tetapi terus
berupaya saling mendahului satu dengan yang lain, sebab kebaikan itulah yang
diantaranya membuat kkita menjadi orang-orang yang paling baik.
Fastabiqul khairat adalah keistimewaan Islam.
Maka dari itu, lakukan kebaikan-kebaikan dengan segera, serta jadilah yang
terdepan. Dan yang tidak kalah penting, kita juga harus saling membantu satu
sama lain. Saatnya kita merenung, alangkah berbedanya ghairah (semangat)
beribadah para sahabat yang di juluki ghairu ummah (generasi terbaik) dengan
kebanyakan dari kita sekarang (lihat : Umat yang Mulia ). Seringkali kita tidak memiliki semangat
berfastabiqul khairat, meskipun sudah ada salah satu sahabat mencontohkan
semangat berfastabiqul khairat (lihat : Kisah
Abu Bakar Ash-Siddiq ). Barangkali kita belum mengetahui keutamaan
berfastabiqul khairat, namun apabila kita memiliki motivasi atau hanya
keinginan membaca atau mencari tahu kisah-kisah para sahabat, alim ulama,
orang-orang sholeh, mapun dicontohkan oleh Rasulullah SAW sendiri, insya allah kita
akan semakin mengetahu keutamaan ber-fastabiqul khairat. Tak inginkan kita
meraih surga? Oleh karena itu jangan hanya jadi penonton, mari membangun budaya
yang telah lama tertinggal, yakni budaya Fastabiqul Khairat, Allahua’lam...
Berfastabiqul
khairatpun juga ada aturan mainnya, berikut diantaranya :
1.
“Al itsaaru bil ibaadati
mamnu’un.”
Jangan
mau mengalah dalam hal ibadah, ibadah bukan tempat untuk saling mendahulukan.
Jadilah yang pertama. contohnya :
Saat
kamu dan temanmu akan berwudhu di sebuah masjid dimana hanya terdapat 1 kran
untuk berwudhu. Maka hendaklah kamu berusaha untuk berwudhu terlebih dahulu.
2.
“Al itsaaru bil gairi
ibaadati mathlubun.”
Mendahulukan
orang lain dalam urusan selain Allah dan ibadah tidak diperintahkan. Namun,
berbuat kebaikan kepada orang lain dengan maksud beribadah kepada Allah itu sangat diperintahkan.
Contoh
:
Saat
berada di bus, ada seorang nenek yang nai dan sudah tidak ada lagi tempat duduk
kosong. Maka, hendaklah kamu berdiri dan mempersilahkan nenek itu untuk duduk.
DI ZAMAN NABI, TERDAPAT SALAH SATU
SAHABAT YANG MANA SEMAnGATNYA DALAM BERFASTABIQUL HAIRAT PATUT UNTUK DI CONTOH,
BERIKUT CERITANYA.
Kisah Abu Bakar Ash-Siddiq
Selain
terkenal sebagi sahabat yang pertama kali mempercayai erasulan Nabi Muhammad
SAW. tidak hanya memiliki ibadah yang bagus namun banyak sekali pengorbanan
hartanya kepada Islam. Bahkan saat ditanya apa yang ia miliki dan tinggalkan
untuk keluarganya, ia menjawab “Aku meninggalkan Allah SWT bersama keluargaku.”
Menganai
berlomba-lomba dalam ebaikan ada sebuah kisah yang diceritakan oleh Abdurahman,
salah satu putra Abu Bakar Ash-Siddiq tentang semangat ayahnya. Pada suatu
ketika usai shalat subuh Rasulullah SAW tiba-tiba mengarahkan pandangannya ke
arah para sahabatnya dan menanyakan beberapa pertanyaan, “Adaah hari ini yang
puasa?” tanya Rasulullah.
“Wahai
Rasulullah, aku tidak berniat untuk puasa pada hari ini, sehingga dipagi ini
aku tidak berpuasa.” Jawab Umar bin Khattab.
“Aku berpuasa
wahai Rasulullah sebab sejak semalam aku telah berniat puasa, sehingga di pagi
ini akupun berpuasa.” Jawab Abu Bakar Ash-Siddiq.
Lalu
Rasulullah SAW kemudian bertanya kembali, “Adakah salah satu dari kalian yang
hari ini menjenguk orang sakit?” para sahabat berpikir sejenak, lalu salah satu
dari mereka berkata,
“Wahai
Rasulullah usai menjalankan shalat tentunya kami masuh berada disini. Lantas
begaimana kemi bisa menjenguk orang sakit?”
Tetapi Abu
Bakar Ash-Siddiq menjawab berlainan , “Terlah sampai kabar padaku bahwa
saudaraku Abdurahman bin Auf sedang mengeluhkan sakit yang dialaminya, sehingga
dalam perjalananku ke arah masjid ini aku telah menyempatkan diri menjenguknya.
“Adakah salah
satu dari kalian yang hari ini bershadaqah?” lanjut Rasulullah SAW.
Sahabat Umar
RA menjawab “Wahai Rasulullah, usai menjalankan shalat tentunya kami masih
berada disini.”
Lain dengan
Abu Bakar, beliau berkata “Saat aku memasuki masjid, aku melihat seorang
pengemis sedang meminta-minta, ketika itu aku mendapati sepotong roti gandum
tengah berada digenggaman tangan Abdurahman (salah seorang putranya), lalu aku
pun memintanya untuk aku berikan kepada pengemis itu.” dengan semua survei
ibadahnya, Rasulullah SAW bersabda “Bergembiralah engkau (wahai Abu Bakar
Ash-Siddiq) dengan surga.”
Oelh karena
itu kita harus mencontoh sikap para sahabat terutama Abu Bakar yang senantiasa
berlomba dalam kebaikan, tentu kita ingin jadi pemenang, kan? Maka, mari
berkompetisi, mari berprestasi!
Adapun contoh lain berFastabiqul
Khirat.
1.
Menyumbangkan
sebagian harta kepada yang membutuhkan.
2. Melerai teman yang bertengkar.
3. Berbakti kepada kedua orang tua.
4. Menyingkirkan paku dijalan.
5. Bergaya hidup sederhana.
6. Menolong orang yang kesusahan.
DAN UNTUK TAMBAHAN, DICERITAKAN PULA
DALAM SUATU RIWAYAT MENGENAI UMAT AKHIR ZAMAN.
Umat yang Mulia.
Pada suatu hari Rasulullah tenga berkumpul dengan para
sahabatnya. Baginda SAW bertanya kepada para sahabatnya "Wahai sahabatku taukah kalian siapakah hamba Allah yang mulia
disisi-Nya ?" Mendengar pertanyaan itu para sahabat teridiam hingga ada
salah satu dari sahabat itu menjawab " Para malaikat ya Rasulullah, mereka
yang mulia ya rasulullah ". Rasulullah berkata " ya malaikat memang
mulia, mereka senantiasa dekat dengan Allah, mereka selalu bertasbih dan bertahmid kepada Allah, tapi bukan
mereka yang saya maksud!". Tiba-tiba salah seorang sahabat berkata
"Tentulah para Nabi, tentulah para nabi yang mulia itu ya
Rasulullah". Baginda pun tersenyum, dan baginda berkata " Ya para
nabi memang mulia, mereka adalah utusan Allah, bagaimana mungkin mereka tidak
mulia, tapi ada yang lain wahai sahabatku".Para sahabat terdiam, hingga ada
diantara para sahabat yang kembali berkata," Apakah kami yang mulia itu ya
Rasullah?" Baginda pun memandang, satu persatu dari wajah para sahabatnya. Baginda menatap wajah mereka dan tersenyum,
kemudian beliau berkata " Bagaimana mungkin kalian tidak mulia, tentulah
kalian mulia. Kalian senantiasa bersama perjuanganku. Tapi sahabatku, ada lagi yang
lebih mulia". Para sahabat pun terdiam, mereka tidak bisa berkata apa-apa
lagi. Tiba-tiba Rasulullah menundukan wajahnya. Baginda saw menangis dihadapan
sahabat-sahabatnya. Hingga para sahabat pun bertanya, " mengapa engkau
menangis ya Rasulullah ?". Baginda pun mengangkatkan wajahnya, terlihat
air mata mengalir dari kedua pipinya hingga membasahi janggutnya. Hingga
berkatalah beliau saw " Wahai sahabatku, tahukah kalian siapakah yang mulia
itu wahai sahabtku ? Mereka ialajh orang-orang yang lahir jauh setela wafatku.
Tapi mereka begitu mencintai Allah dan mereka Rindu kepadaku. wahai sahabat,
maka saksikanlah aku pun rindu kepada mereka. Mereka adalah Ummat ku!"
So, Masrilah kita lebih giat
berfastabiqul khairat, jadikan peluangmu sebagai umat akhir zaman menjadi
kesempatanmu menjadi umat terbaik.
Madingnya munculnya berapa kali dalam sebulan? Syukron
BalasHapusInsya Allah, 2 bulan sekali.
HapusKalau nanti jadinya malah rebut-rebut bagaimana?
BalasHapus-rebutan beramal maksud ane-
Bagus itu.
HapusTetapi kalau sampai anarkis itu berbeda masalahnya.
Hapusijin ngopas
BalasHapus