Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami al-Laits dari Ibnu al-Had dari Sa’ad bin Ibrahim dari Humaid bin Abdurrahman dari Abdullah bin Amru bin al-Ash bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Diantara dosa besar adalah seorang laki-laki mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ‘Apakah (mungkin) seorang laki-laki mencela orang tuanya? ‘ Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak seseorang lalu orang tersebut (membalas) mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu orang tersebut (membalas) mencela ibunya.” Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin al-Mutsanna serta Ibnu Basysyar semuanya dari Muhammad bin Ja’far dari Syu’bah. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Sufyan keduanya dari Sa’ad bin Ibrahim dengan sanad ini seperti hadits tersebut.”[HR. Muslim]
Dahulu para sahabat heran jika ada orang yang berani mencaci orang tuanya sendiri, namun sekarang mencaci orang tua orang lain itu bisa jadi bahan lelucon, Kekurangan orang tua jadi bahan candaan, lelucon untuk saling mengakrabkan diri dengan orang lain, bahkan sampai untuk mencari uang seperti kita lihat di komedi-komedi yang terlihat di televisi. Orang tua kita dijadikan lelucon dan kita tidak marah? Sedang menghina kawan kita saja sudah dibilang keburukan oleh Rasulullah saw. apalagi menghina orang tua?
Sudah saatnya budaya yang telah berkembang di masyarakat ini segera dihilangkan, karena budaya tersebut tidak sesuai dengan syariah, adalah menjadi tugas kita para pemuda untuk melakukan perubahan tersebut. Karena pemuda adalah pilar pilar perubahan peradaban
Jazakumullah Khairan Katsiran
ARAB-435
0 komentar:
Posting Komentar